Jika ingin meningkatkan engagement ataupun awareness pada usaha Anda lakukan pemasaran yang tepat. Salah satu strategi pemasaran yang baik untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan memanfaatkan Google Ads. Bahkan sudah banyak orang-orang yang mengenal apa itu Google Ads.

Berbicara tentang Google Ads tidak lengkap kalau tidak membahas bidding. Dalam bidang digital marketing, bidding bukan lagi istilah asing yang para tim marketing ketahui. Strategi bidding sudah menjadi salah satu faktor utama efektivitas dari digital ads.

Untuk melakukan sebuah promosi atau pemasaran melalui mesin pencari terbesar seperti Google ini. Anda harus mengetahui bagaimana cara target audiens dalam mencari kebutuhan atau keinginan mereka, hanya dengan menggunakan beberapa kata kunci saja.

Cari Tau Yuk: Apa Itu Social Media Analytics Tools dan Kegunaannya?

Apa yang Dimaksud Dengan Strategi Bidding?

Freepik

Seperti yang sudah disinggung di atas, bahwa dalam melakukan pemasaran melalui iklan berbayar Anda bisa menggunakan sistem penawaran pula tentunya. Seberapa banyak Anda mengeluarkan biaya untuk mengiklan kata kunci tersebut. Namun, sebelum memikirkan strategi itu, pahami dahulu apa yang dimaksud dengan strategi bidding di google ads?

Strategi bidding adalah salah satu cara yang dilakukan untuk membuat penawaran dalam membelanjakan budget harian iklan yang dipasang di Google Ads. Terdapat dua macam tipe bidding, yakni ada yang tanpa batas dan ada yang diatur dalam batasan tertentu.

Tipe yang tanpa batas artinya algoritma dari Google akan dengan bebas menghabiskan budget yang Anda pakai, tanpa perlu adanya pemberitahuan terlebih dahulu. Sedangkan, tipe yang diatur dengan batasan artinya algoritma tidak bisa sembarangan menghabiskan budget, karena ada batasan tertentu yang diatur sebelum iklan ditayangkan.

Manfaat dari adanya strateg bidding di google ads ini adalah untuk menghilangkan bagian pekerjaan yang sulit, sehingga tidak harus mengira-ngira saat penetapan tersebut untuk mencapai sasaran performa. Ini lain halnya dengan bidding manual, dimana Anda tidak perlu memperbarui bidding secara manual untuk iklan atau kata kunci tertentu.

Oleh karena itu, strategi bidding dikatakan cukup beresiko, karena adanya pembatasan penayangan iklan bahkan tidak jarang bisa mengakibatkan iklan tidak tayang sama sekali. Untuk itu jika Anda ingin menggunakan strategi bidding di google ads ada baiknya pahami lebih lagi agar tidak salah langkah dan tepat dalam penerapannya.

6 Strategi Bidding yang Perlu Anda Ketahui

Freepik

Dalam strategi bidding terdapat beberapa cara yang perlu diketahui untuk Anda yang ingin melakukan pemasaran digital, termasuk pemasaran melalui Google Ads. Hal ini untuk menghindari resiko yang tidak diinginkan kedepannya nanti, yang bisa berdampak pada perkembangan usaha Anda. Berikut ini 6 strategi bidding yang perlu Anda ketahui.

1. Enhanced CPC (Cost Per Click)

Strategi bidding pertama yang bisa Anda lakukan adalah dengan menggunakan cara enhanced cost per click (CPC). CPC atau Cost Per Click merupakan strategi non smart bidding yang dimiliki oleh Google. Enhanced CPC ini termasuk strategi turunan dari manual CPC, dimana campuran dari manual dan smart bidding.

Enhanced CPC ini sangat bagus untuk Anda gunakan dalam rangka mengendalikan matrik CPC atau cost per click. Karena dengan strategi ini Anda dapat menetapkan batas maksimal budget yang dikeluarkan.

Akan tetapi, strategi ini dinilai kurang efektif untuk kampanye tindak lanjut. Dikarenakan Anda perlu benar-benar mengontrol seluruhnya secara manual, belum lagi apabila kampanyenya ada banyak.

2. Maximize Click

Maximize Click merupakan salah satu strategi bidding yang ada di Google Ads, ini bersifat otomatis yang didasarkan pada budget harian yang ditetapkan. Yang mana strategi ini berarti Anda mengizinkan Google Ads untuk menayangkan iklan kepada audiens yang kecenderungan dari mereka akan mengklik iklan Anda, tanpa peduli apa intensi mereka.

Banyak yang salah mengartikan terkait strategi bidding ini untuk mendapatkan closing sebanyak-banyaknya. Sebab, menyebarkan iklan ke banyak audiens bukan berarti membuatnya menjadi banyak pengunjung yang pasti membeli produk atau layanan Anda.

Oleh karena itu, strategi ini tidak cocok untuk iklan dengan tujuan mendapatkan konversi. Tetapi strategi sangat cocok apabila Anda menggunakannya dengan tujuan awareness, dimana Anda bisa mendapatkan data pengunjung dan mereka bisa membaca informasi lebih lanjut ke website Anda.

Baca Juga: Anda Wajib Tahu, Cara Membuat Giveaway Untuk Meningkatkan Brand Awareness!

3. Maximize Conversions

Lalu, ada maximize conversions yang merupakan strategi lanjutan dari maximize click, dan juga strategi ini sangat sederhana. Dimana Google akan memfokuskan seluruh budget Anda tanpa batas untuk mendapatkan konversi sebanyak-banyaknya tanpa adanya batasan. 

Strategi ini dinilai cukup cocok untuk mendapatkan potensi maksimal dari nilai biaya akuisisi rata-rata. Namun, Anda perlu untuk memperhatikannya karena Google akan terus menghabiskan biaya yang Anda miliki kendati konversi yang didapat 0 hingga Anda menghentikannya sendiri.

Hal itu menjadikannya kelemahan bagi strategi bidding ini, sehingga Anda perlu benar-benar memperhatikannya. Maka dari itu, Anda harus punya konfigurasi iklan yang tepat, agar biaya tidak terbuang sia-sia.

4. Target CPA (Cost Per Action)

Kemudian, strategi bidding yang biasa digunakan untuk mendapatkan konversi sebanyak-banyak adalah strategi bidding target cost per action (CPA). Target CPA ini sering diisi dengan nominal biaya akuisisi yang Anda inginkan. 

Misalnya, jika CPA diisi dengan Rp 10.000, maka Google akan melakukan penyeimbangan agar rata-rata biaya per konversi yang diperoleh tidak melebihi Rp 10.000. Namun penting untuk Anda pahami, bahwa target CPA ini hanya efektif apabila iklan yang akan ditayangkan telah diketahui potensi maksimal biayanya.

Hal ini dikarenakan jika menentukan target CPA yang terlalu kecil, Iklan Anda akan beresiko tidak tayang sama sekali. Oleh sebab itu, strategi bidding target CPA ini sering digunakan pada kampanye tingkat lanjut, yang mana Anda telah melakukan kampanye lain sebelumnya.

5. Target CPM (Cost Per Mile)

Strategi bidding target cost per mile (CPM) ini, bisa membantu Anda dalam mengatur batas biaya yang dikeluarkan untuk setiap 1000 impresi iklan. Target CPM sangat cocok bagi Anda yang ingin memperoleh awareness seperti iklan di TV.

Hal ini karena strategi CPM iklan Anda dapat dilihat oleh target audiens sebanyak-banyaknya dalam batas biaya tertentu. Sama seperti strategi-strategi bidding yang lainnya, Anda perlu menentukan biaya yang efektif dari iklan milik Anda terlebih dahulu.

Karena pasalnya jika biaya CPM yang Anda buat terlalu rendah dapat berpotensi  tidak tayang sama sekali. Strategi ini hanya tersedia di kampanye yang berbasis visual saja, seperti GDN dan YouTube Ads.

6. Target ROAS (Return on Ads Spend)

Terakhir, strategi bidding target return on ads spend (ROAS) yang dapat membantu Anda untuk memperoleh nilai konversi paling besar sesuai nilai ROAS yang telah ditentukan. Tentu ini berbeda dengan strategi bidding target CPA yang memperoleh konversi sebanyak-banyak dengan batas biaya akuisisi tertentu.

Contohnya seperti jika Anda menentukan ROAS sebanyak 5x lipat, Google akan mengusahakan agar iklan Anda memperoleh return sebesar itu. Hal ini berbanding terbalik dengan strategi bidding lainnya dalam menentukan biaya.

Dalam strategi ini Anda harus hati-hati agar tidak mengaturnya terlalu tinggi, sebab itu beresiko iklan Anda tidak tayang sama sekali. ROAS biasa digunakan oleh e-commerce sebab memiliki fungsi memperoleh return sebanyak-banyaknya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *